Minggu, 21 Februari 2016
SAUDARAKU
Imissyou
ketika saya merindukan kalian , saya akan melihat foto kalian
saya akan berikan senyuman yang akan membawa kalian kesuksesan seperti yang kalian berikan terhadap saya selama ini
terimakasih adik adik ku dan kakakku telah menjadi penghibur bagi ayah , ibu kalian di jambi sana
lakukan semampu kalian untuk membuat superhero kita tersenyum bahagia selagi saya mencapai cita cita saya disini.
Sabtu, 20 Februari 2016
Ibuku
Jumat, 19 Februari 2016
Lia Oktarina
Kamis, 18 Februari 2016
AYAH
SALAH satu kebahagiaan dalam hidup saya adalah saat menatap berlama-lama dan dalam-dalam wajah ketiga anak saya yang sudah tertidur pulas di malam hari. Mengenang detik demi detik, hari demi hari, tahun demi tahun yang telah kami lalui bersama. Anak-anak yang mengajarkan banyak hal kepada orangtuanya, baik dalam tangisnya maupun dalam tawanya. Anak-anak yang menjadi matahari di siang hari dan rembulan di malam hari bagi sanubari orangtuanya. Ketika kecil, belajar merangkak, melangkah tertatih-tatih hingga mulai belajar membereskan tempat tidurnya dan terjatuh saat belajar naik sepeda roda tiga, anak-anak seperti mengingatkan saya untuk tidak terlalu bergegas, tergesa-gesa dan terburu-buru menjalani kehidupan ini. ''Tanganku masih kecil, kakiku masih belum kuat melangkah, genggam erat tanganku, jangan berjalan terlalu cepat. Kelak, aku juga dapat berjalan beriring bersamamu, ayah dan bunda.'' Tatapan matanya begitu bening, begitu polos. Ya, anak-anak kecil belum melihat banyak hal di luar rumah. Tapi tatapannya seperti mengingatkan saya, ''Aku belum banyak melihat, dan kelak beri aku kesempatan menatap dan mengarungi dunia dengan aman. Jangan batasi aku dengan sedikit-sedikit melarang untuk tidak melakukan ini-itu. Laranglah, bila itu memang sangat perlu untuk dilarang.'' Anak-anak jaman sekarang, sekali kita ''meleng'' sudah berubah menjadi besar. Menjadi bukan anak-anak lagi. Ia tak mau lagi dipeluk, apalagi di depan teman-temannya. Ia tak mau lagi diajak jalan-jalan bersama, karena ia sudah punya teman bermain sendiri, dan sudah punya jadwal sendiri. Tak peduli sejenak kepadanya, seperti ada garis waktu yang hilang, di mana saat itu anak-anak sebenarnya berharap mendapat penjelasan tentang dunia yang akan dihadapinya kelak. Tak jarang, anak-anak membangkitkan rasa kesal. Rasa amarah, meski kemudian saya sesali sendiri, kenapa saya mesti marah? Tatapan matanya, dan linangan air matanya, seperti menyadarkan saya, bahwa ia masih anak-anak. Perasaannya lembut. Ia meminta diperlakukan, sebagaimana saya ingin diperlakukan oleh orang lain. Tak harus dihadapi dengan bentakan. Anak-anak kita tentu membutuhkan dukungan dan dorongan untuk tumbuh dengan baik. Untuk menghadapi masa depan, yang berbeda sama sekali dengan masa-masa yang pernah dihadapi orangtuanya. Mereka tak menutup pintu untuk menghadapi konsekwensi atas perbuatannya yang salah. Tetapi ia membutuhkan penjelasan, mengapa perbuatan itu salah. Jika tidak, hukuman yang kita berikan, apalagi diselip perasaan benci, akan tertanam di batinnya, dan kelak bisa berbuah dendam. Tak jarang pula, kita memaksakan kehendak. Dari mulai urusan berpakaian, berdandan, dan pilihan sekolah. Padahal, baik menurut kita, belum tentu baik menurut mereka. Pantas menurut kita, belum tentu pantas menurut mereka. Mari jujur bertanya ke diri sendiri, apakah pilihan kita itu untuk menyenangkan mereka, atau hanya untuk memenangkan gengsi kita di hadapan orang-orang? ''Ayah, Bunda, beri aku kesempatan belajar mengambil keputusan untuk diriku sendiri. Beri aku kesempatan untuk mengalami kegagalan atau berbuat kesalahan sehingga aku dapat belajar dari hal itu. Bantu aku untuk mengatasi kegagalan dan memperbaiki kesalahan sehingga kelak di masa depan aku sudah siap mengambil keputusan yang tepat untuk hidupku.'' Anak-anak juga tak suka untuk dibanding-bandingkan dengan adik atau kakaknya, dengan saudara-saudara lain dan juga dengan orang-orang lain. Entah kenapa, kerap kali keluar kalimat, ''Contoh dong dia, rajin belajar, patuh, pintar, makanya dia bisa jadi juara kelas.'' Pertanyaannya, predikat ''juara kelas'' dalam kalimat itu adalah untuk kebahagiaan anak itu atau untuk kebanggaan dan kebahagiaan kita sebagai orangtua? ''Siapa dulu dong, bapaknya?'' Dan ketika sudah bisa menebak isi buku raport anak, jika hasilnya diprediksi jelak, ayah dan bunda saling suruh untuk mengambilnya. Tak berani menghadapi kenyataan. Buruk muka cermin dibelah. Satu lagi, kerap kita mendengar nasihat, sekali waktu berliburlah hanya berdua, suami-istri, untuk berhoney-moon yang kesekian kalinya, agar ''api asmara'' itu tidak padam. Kerap, dengan mengatasnamakan anak, kita tolak nasihat itu. ''Kasihan anak-anak, harus ditinggal atau dititip ke neneknya.'' Jangan terlalu ge-er, jangan terlalu banyak alasan untuk menghindari kemesraan bersama pasangan hidup kita. Karena, anak-anak juga butuh liburan tanpa kedua orangtuanya, sama seperti orangtua yang butuhkan liburan tanpa anak-anaknya. Lebih dari segalanya, anak adalah hadiah terindah dariNya. Sudahkah kita memperlakukan mereka sesuai kehendakNya? Hari ini, saya bisa menjawab: belum! Maafkan ayahmu, Nak....
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akumaman/curahan-hati-seorang-ayah_552a6a6f6ea8346558552d01
Rabu, 17 Februari 2016
Perasaan Seorang Ayah
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya...Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu.Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya", Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang" Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu..
Ketika kamu sudah beranjak remaja..Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa
berharga..Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.Tahukah kamu,bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :') Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir.Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut.Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu..Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain.Papa harus melepasmu di bandara.Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!" Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang" Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia..Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik....Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....Papa telah menyelesaikan tugasnya....Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..
Saya mendapatkan notes ini dari seorang teman, dan mungkin ada baiknya jika aku kembali membagikannya kepada teman-teman ku yang lain.Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Papi kita...tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya.
"sayanginlah ayahmu sebagaimana engkau menyayangin mamamu"
Catatan Seorang Anak tentang Ibu
Terima Kasih Ibu
IBU...rambutmu kini sudah mulai memutih
Kulitmu tak lagi kencang
Penglihatanmu tak lagi terang
Jalanmu kini sudah mulai goyang
Namun..apa yang terlihat
Semua itu tak pernah engkau rasakan
Semua itu tak pernah engkau pedulikan
Aku paham, semua itu demi anakmu
Sepanjang jalan engkau mengais rejeki
Sepanjang waktu engkau berhitung
Berapa laba kau dapat hari ini
Tuk membayar semua letihmu
Engkau tak lagi dapat membedakan
Mana siang, mana malam
Semangat mengalahkan gemetar kakimu
Dan segala rasa lelahmu
Ini semua...untuk siapa?
Hanya untuk anakmu
Anak yang engkau impikan menjadi orang hebat
Mencapai setumpuk asa
IBU...sampai kapanpun,
Anakmu tak kan pernah lupa
Atas semua jasa, do'a dan derita
Keringat yang engkau cucurkan
IBU...engkau sudah terlalu besar, berkorban
Hanya surga yang pantas membayar tulusmu
Hanya Tuhan yang pantas menjagamu
Dunia dan akherat...
IBU...
Anakmu kan selalu merindumu
Do'a di setiap hembus nafas ini
Terima kasih...IBU, untuk semua ikhlasmu
sumber : http://gustitrisno.blogspot.co.id/2012/12/catatan-seorang-anak-tentang-mu-ibu.html
Selasa, 16 Februari 2016
TANGISAN MATA BUNDA
TANGISAN MATA BUNDA
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
---------------------------------
Ibu
Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku segalanya,
Membesarkanku dengan segala upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang berguna..
Ketika aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku..
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di sampingku..
Engkau menegurku ketika aku salah,
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku sedih,
Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka..
Kini aku telah dewasa,
Berusaha mengejar dan meraih cita-cita,
Berharap kan menjadi orang yang berguna,
Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga..
Terima kasih ibu,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa,
Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...
---------------------------------
Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja,
Tak ada lelah menggores diwajah cantikmu.
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui,
Langkah itu terus berjalan untuk kami.
Dua bidadari kecilmu...
Desah mimpimu berlari,
Mengejar bintang...
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu,
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi.
Ini peran terbaikmu...
Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami.
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami,
Mendera doa disetiap detik nafas kami.
Ibu...
Kau berlian dihati kami.
Relung hatimu begitu indah,
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya.
Derai air matamu menguntai sebuah harap,
Di setiap sholat malammu...
Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu,
Memanggul semua mimpimu dalam pundak kami. Ibu...
Jangan benci kami,
Jika kami membuatmu menangis...
Suara Hati Seorang Ibu
ibu…
entah apa yang bisa kita gantikan dari sesuatu yang bernama ibu..?? dia lebih dulu melihat apa yang belum kita lihat..dan dia lebih dulu merasakan sesuatu yang belum pernah kita rasakan..
tapi apakah kita tau,,semua yang kita lakukan membahagiakan dirinya atau tidak?? bagi anda semua yang merasa telah melakukan yang terbaik untuk ibu anda sendiri, berbahagialah, karena anda tidak akan pernah menyesal. tapi bagi anda belum melakukan hal terbaik untuk ibu anda, saran gue, baca n renungkan suara hati seorang ibu yang akan gue kasih tau disini..
Pesan seorang ibu, ketika ditinggalin anaknya hidup sendirian :
“Dulu, ketika aku menikah, tidak pernah berpikir punya anak seperti apa, gimana jaganya, biayainya sekolah hingga lulus kuliah nanti… tapi kujalankan saja…
Ketika melahirkan dirinya, hampir diriku menyerah, tapi demi melihatnya lahir ke dunia ini, tumbuh besar dan menjadi anak yang berguna, aku terus berjuang, walaupun harus berkorban diri ini demi kehadiran dirinya di dunia ini…
Dia telah lahir ke dunia ini, pertama kali melihatnya, ada perasaan bergejolak di diriku, aku terharu dan bangga sekali bisa membawanya ke dunia ini, aku berjanji, apapun yang terjadi, gimanapun susahnya hidup ini, anak ini harus kubesarkan dengan kedua tanganku…
Tidak mudah untuk membesarkan dirinya, dia bandel sekali ketika kecil, suka bermain lupa waktu, berteman dengan anak-anak nakal, tidak mau makan, susah disuruh mandi, susah dibujuk tidur waktu malam hari, kadang dia marah dan bentak padaku, kadang dia mengejekku, kadang juga dia menghinaku…
Ketika besar, dia merasa diriku terlalu membatasi dirinya, ini tidak boleh, itu tidak boleh, dia juga merasa aku terlalu kolot, ketinggalan jaman, tidak mengerti apa maunya, tidak setuju terhadap setiap kelakuannya…
Kadang sakit hati sekali diriku ini, tapi ingat ketika pertama kali menggendongnya, ketika melahirkannya, semua sakit ini hilang seketika… dia adalah anakku, anak kesayanganku…
Aku telah berjanji akan membesar dirinya, apapun yang terjadi, rintangan apapun yang kuhadapi, karena dia anakku… Harapanku besar kelak dia bisa menjadi anak yang berguna… Aku cinta padamu, anakku…
Karena kau lah, yang memberikan kekuatan pada diriku, membuatku mau bekerja keras pagi-siang-sore-malam, tidak takut akan sakit, derita.. Karena kehadiran dirimu lah membuat diriku ada artinya, bisa membesarkan dirimu dan mendengarkanmu memanggilku IBU, sungguh senang rasanya hati ini…
Aku tidak berharap banyak, hanya suatu saat, ketika dirimu sudah besar, kamu dapat menjadi anak yang baik, bisa hidup yang enak. Ibu mungkin sudah tua, tidak bisa hidup lama lagi, badanku ini sekarat, kerutan muka sudah banyak, perjalananku tidak lama lagi.
Anakku, jika kamu bekerja keras, tidak perlu sampai memberikan rumah yang bagus, uang yang banyak, semuanya itu untuk dirimu saja. Ibu hanya berharap kamu mau menyisihkan sedikit waktumu untuk menemani masa-masa tua ibu, bisa disamping ibu dan ngobrol dengan ibu, itu sudah lebih dari cukup…
Ibu Bangga denganmu, nak, mungkin tidak pernah terucap lewat kata, tapi ini ibu rasakan dari lubuk hati yang dalam… Maafkan jika selama ini ibu pernah marah denganmu, memukulimu, melarangmu ini itu, semua ini demi kebaikanmu, nak…
Ibu Cinta padamu… dari dulu, sekarang, dan selamanya…”
lakukan lah yang terbaik yang bisa anda lakukan untuk seseorang yang bernama IBU..
karena dia menjada mu hanya sekali..merawatmu hanya sekali, melindungimu hanya sekali..dan bersamamu di dunia ini juga hanya sekali..
DAN SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT….!!!
Senin, 15 Februari 2016
Stop kekerasan pada Anak
Sedih lihat berita-berita tentang orang tua yang menganiaya anaknya sendiri. Ada ibu tiri yang menganiaya anak balitanya hingga tewas. Ada seorang nenek memukuli cucunya, hingga cucunya mengalami luka-luka yang serius dan trauma berat dengan neneknya. Ada seorang ayah yang memukuli anaknya yang masih kecil dengan membabi buta, hingga anaknya mengalami patah tulang dan cacat permanen.
Melihat kondisi di atas, saya jadi teringat dengan kejadian di angkot. Seorang ibu muda berkali-kali menabok mulut anaknya yang kira-kira usianya masih 3 tahunan. Tidak puas dengan menabok. Ibu itu mencubit , memukul, dan menendang anaknya. Pemandangan ini disaksikan oleh mata saya sendiri . Semakin anak itu menangis, semakin dihajar oleh ibunya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain mengutuk perbuatan itu dalam hati. Saya memandang ibu itu dengan kemarahan yang tidak bisa diungkapkan. Saya jadi mikir. Di tempat umum saja, ibu itu berani melakukan kekerasan pada anaknya. Dan di hadapan orang lain saja, dia tidak sungkan-sungkan untuk memukul anaknya. Apalagi di rumah?
Ada apa gerangan?
Apakah manusia lebih buas daripada harimau? Sebuas- buasnya harimau. Dia tidak akan memakan anaknya sendiri.
Apakah kesulitan hidup ini telah membuat orang-orang dewasa begitu sangat stress, sehingga menjadikan anak sebagai sasaran empuk untuk melampiaskan ketertekanan hidupnya.
Apakah ibu itu mengalami kekerasan oleh suaminya sendiri, hingga akhirnya ia membalas kepada sang anak yang tidak berdosa.
Apakah para orang tua menganggap diri mereka lebih kuat dan berkuasa, sehingga dengan mudahnya menindas anaknya yang masih lemah.
Padahal setiap anak, tidak pernah minta untuk dilahirkan. Kedua orang tuanyalah yang mengharapkan kehadiran mereka dalam keluarga. Kehadiran yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap pasangan. Namun, ketika Allah telah memberikan karunia berupa anak. Mereka menyia-nyiakan anak-anak yang tidak berdosa itu.
Anak-anak memiliki hak untuk dikasihi, dilindungi, dan mendapatkan rasa aman dalam keluarganya. Jika seorang anak kerap kali mendapatkan kekerasan di keluarganya. Kemana lagi ia akan mencari rasa aman dan perlindungan dalam hidupnya. Apakah rasa aman dan nyaman menjadi barang yang mahal untuk mereka saat ini?
Setiap perlakuan yang diberikan oleh orang tua, akan ada jejak-jejak rekaman dalam hidup seorang anak. Anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang, cinta dan penghargaan, mereka akan menjadi anak yang berkarakter baik. Sedangkan anak yang dibesarkan dengan kekerasan, ia akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, merasa rendah diri dalam pergaulan, cenderung menjadi pemberontak, dan menjadi pendendam. Masih mending kalau anak itu hanya bermasalah dalam kepercayaan dirinya. Bagaimana kalau sampai ia menjadi karakter yang kasar dan keras hatinya.
Jika seorang anak kerap kali dikasari oleh orang tuanya. Kelak, ketika mereka berumah tangga, ia akan memperlakukan hal yang sama kepada anak-anaknya. Jika laki-laki ia akan menjadi suami yang ringan tangan terhadap istrinya. Jika ia perempuan, ia akan berlaku kasar kepada anaknya. Jadilah ini sebuah lingkaran setan yang tidak berujung. Suami mukul istri. Istri balas ke anak. Anaknya balas lagi ke adiknya. Adiknya balas kepada teman-temannya dan seterusnya. Bayangkan! Jika banyak keluarga yang seperti ini. Jadilah sebuah masyarakat premanisme.
Anak bagaikan sebuah bibit tanaman. Jika bibit tanaman terpelihara dengan baik, diberi air, dan pupuk, bibit ini akan menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan buah yang ranum. Orang tua tidak hanya tugasnya sekedar melahirkan, memberi makan, dan menyekolahkan. Namun, ia perlu memberikan pemeliharaan dan pembekalan yang baik untuk anaknya.
sumber :http://nuhazati.blogspot.co.id/2012/12/stop-kekerasan-pada-anak.html
Langganan:
Postingan (Atom)